Kamis, 26 Maret 2015

MILIARIA PADA NEONATUS

MILIARIA (BIANG KERINGAT)
 PADA NEONATUS

A.    Pengertian Miliaria
Miliaria atau biang keringat adalah kelainan kulit yang sering muncul pada bayi dan balita akibat tersumbatnya kelenjer keringat, sehinga keringat yang keluar berkumpul di bawah kulit dan mengakibatkan timbulnya bintik-bintik merah (Desiana, 2009; h. 97).
Miliaria adalah gangguan umum dari kelenjar keringat ekrin yang sering terjadi dalam kondisi dimana ada peningkatan panas atau suhu dan kelembaban. Miliaria dianggap disebabkan oleh penyumbatan saluran keringat, yang menyebabkan kebocoran keringat yang keluar dari kelenjar ekrin menuju ke epidermis atau dermis.
Berdasarkan lokasi tersumbatnya, biang keringat dalam bebera tipe, yaitu:
1.      Miliaria kristalina
Biang keringat yang terjadi pada bayi baru lahir (neonatus) sumbatan terjadi pada permukaan atau lapisan kulit sehingga terlihat gelembung-gelembung kecil berukuran 1-2 mm berisi cairan jernih, namun tidak terdapat kemerahan pada kulit,biang keringat ini yang paling umum yang sering terjadi. Gejalanya, pada kulit tubuh bayi yang sering keringatan akan tampak mengelupas, kering, dan kasat, gejala ini biasanya dipicu oleh panasnya udara. Biang keringat bayi seperti ini ditandai bintik-bintik kecil berisi air dan akan dan akan mudah pecah sendiri karena lokasinya masih teramat dangkal.
2.      Miliaria rubra
Biang keringat ini terjadi pada anak yang biasa tinggal di daerah atau lingkungan panas dan lembab. Terdapat bintik-bintik kecil (1-2 mm) berwarna merah, biasanya disertai keluhan gatal dan perih. Bayi yang mengalami biyang keringat jenis ini akan menjadi rewel karena rasa gatal dan perih,orang tua biasanya akan cemas karena pola tidurnya akan terganggu hingga gelisah atau tidak nyenyak. Ini bisa dijadikabn indsikatorrasa gatal pada bayinya yang belum bisa bicara.tidak bisa menyebabkan panas karena biang keringat bukan penyakit infeksi. Orang tua hanya bisa melihat reaksi tubuh bayinya yang kegatalan. Apabila anda merawat bayi itu sendiri, maka biang keringat akan segera diketahui karena naluri seorang ibu barparan basar.
3.      Miliaria profunda
Pada biang keringat jenis ini terdapat bintik-bintik putih, keras dan berukuran (1-3 mm). Kulit tidak berwarna merah, namun kasus ini jarang terjadi,dan biasanya terjadi di daerah-daerah bersuhu sangat panas.walaupun indonasia termasuk negara tropis, namun biang keringat separti ini jarang terjadi. Mungkin faktor angin sangat mempengaruhi sehingga suhu di indonesia tidak terlalu panas. Lain halnya dengan negara lain yang bersuhu 40 derajat celsius. Biang keringat seperti ini ditandai bintil-bintil pada kulit dan bila diraba akan terasa agak keras. Bintil-bintil ini sekilas mirip jerawat batu.
B.     EtiologiMiliaria
Menurut Assyari Abdullah (2008), Penyebab biang keringat yaitu :
  1. Ventilasi ruangan kurang baik sehingga udara di dalam ruangan panas atau lembab.
  2. Pakaian bayi terlalu tebal dan ketat, pakaian yang tebal dan ketat menyebabkan suhu tubuh bayi meningkat.
  3. Bayi mengalami panas atau demam.
  4. Bayi terlalu banyak beraktivitas sehingga banyak mengeluarkan keringat.
Faktor penyebab timbulnya keringat berlebihan yaitu :
  1. Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang baik
  2. Pakaian yang terlalu lembab dan ketat
  3. Pakaian banyak memberikan pengaruh pada kulit, misalnya menimbulkan pergeseran, tekanan yang berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan suhu tubuh.
  4. Aktivitas yang berlebihan, misalnya berolahraga
  5. Setelah menderita sakit panas
  6. Penyebab lain berupa penyumbatan pori-pori yang berasal dari kelenjar keringat. Sumbatan ini dapat diakibatkan debu atau radang pada kulit anak. Butiran-butiran keringat yang terperangkap dibawah kulit akan mendesak ke permukaan kulit dan menimbulkan bintik-bintik kecil yang terasa gata.
C.    Patofisiologis
Faktor utama yang berperan bagi perkembangan miliaria adalah kondisi panas tinggi dan kelembaban yang menyebabkan berkeringat berlebihan. Occlusion kulit karena pakaian, perban, atau lembaran plastik (dalam pengaturan percobaan) selanjutnya dapat berkontribusi untuk pengumpulan keringat pada permukaan kulit dan pengeluaran cairan atau keringat berlebih (overhydration) dari lapisan corneum. Pada orang yang rentan, termasuk bayi, yang relatif belum matang kelenjar ekrinnya, pengeluaran cairan atau keringat (overhydration) dari stratum corneum dianggap cukup untuk menyebabkan penyumbatan sementara dari acrosyringium.
Jika kondisi lembab dan panas bertahan, individu terus memproduksi keringat berlebihan, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan keringat ke permukaan kulit karena penyumbatan duktus. Sumbatan ini menyebabkan kebocoran keringat dalam perjalanannya ke permukaan kulit, baik di dalam dermis atau epidermis, dengan anhidrosis relatif.
Ketika titik kebocoran di lapisan corneum atau hanya di bawahnya, seperti dalam Miliaria crystallina, akan ada sedikit peradangan yang menyertai, dan lesi tidak menunjukkan gejala. Sebaliknya, pada Miliaria rubra, kebocoran keringat ke lapisan subcorneal menghasilkan vesikula spongiotic dan sel inflamasi kronis periductal yang menginfiltrasi di papiler dermis dan epidermis bawah. Pada Miliaria profunda, keluarnya keringat ke dermis papiler menghasilkan suatu substansial, menginfiltrasi limfositik periductal dan spongiosis dari duktus intra-epidermis.
Bakteri seperti Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus, diperkirakan memainkan peran dalam patogenesis miliaria. Pasien dengan Miliaria memiliki 3 kali lebih banyak bakteri per satuan luas kulit dibandingkan subyek kontrol sehat. Agen antimikroba efektif dalam menekan Miliaria akibat eksperimental. Periodic Acid-Schiff positif bahan tahan diastase telah ditemukan di sumbatan intraductal yang konsisten dengan substansi polisakarida ekstraselular stafilokokal (EPS). Dalam pengaturan percobaan, hanya Staphylococcus epidermidis yang menghasilkan EPS yang dapat menginduksi miliaria.
Pada akhir tahap Miliaria, hyperkeratosis dan parakeratosis dari acrosyringium (bagian paling atas dari saluran/duktus kelenjar keringat) dapat diamati. Sebuah sumbatan hyperkeratotic mungkin muncul untuk menghalangi saluran ekrin, tetapi sekarang ini diyakini menjadi perubahan akhir dan bukan penyebab yang mempercepat terjadinya penyumbatan keringat.
D.    Manisfentasi Klinis
1)      Miliaria Crystalline
·         Lesi yang jelas, vesikula dangkal yang berdiameter 1-2 mm.
·         Lesi yang terjadi sering bertemu (confluent), tanpa eritema sekitarnya.
·         Pada bayi, lesi cenderung terjadi pada kepala, leher, dan bagian atas tubuh.
·         Pada orang dewasa, lesi terjadi pada tubuh.
·         Lesi pecah dengan mudah dan sembuh dengan desquamation dangkal.
2)      Miliaria Rubra
·         Lesi seragam, kecil, vesikula eritem dan veskular papula pada latar belakang atau dasar eritema.
·         Lesi terjadi dalam distribusi nonfollicular dan tidak menjadi konfluen.
·         Pada bayi, lesi terjadi pada leher dan di pangkal paha dan ketiak.
·         Pada orang dewasa, lesi terjadi pada kulit tertutup di mana gesekan terjadi, daerah ini antara lain leher, kulit kepala, bagian atas tubuh, dan siku atau persendian.
·         Pada tahap akhir, anhidrosis dapat diamati di kulit yang terkena.
3)      Miliaria Profunda
·         Lesi tegas, berwarna daging, papula nonfollicular yang berdiameter 1-3 mm.
·         Lesi terjadi terutama pada tubuh, tetapi mereka juga dapat muncul pada ekstremitas.
·         Lesi sementara waktu ada setelah melakukan aktifitas atau rangsangan lain yang mengakibatkan berkeringat.
·         Kulit yang terkena menunjukkan penurunan produksi atau tidak ada keringat.
·         Pada kasus yang parah yang menyebabkan kelelahan panas, hyperpyrexia dan takikardia dapat diamati.


E.     Komplikasi
    1. Yang paling umum Miliaria adalah komplikasi dari infeksi sekunder dan intoleransi panas.
    2. Infeksi sekunder dapat muncul sebagai impetigo atau karena beberapa abses terpisah dikenal sebagai periporitis staphylogenes.
    3. Intoleransi panas yang paling mungkin untuk berkembang pada pasien dengan Miliaria profunda; itu dikenal dengan anhidrosis kulit yang terkena, kelemahan, kelelahan, pusing, dan bahkan roboh. Dalam bentuk yang paling parah, intoleransi panas ini dikenal sebagai anhidrotic tropis asthenia.
F.     Pencegahan
    1. Pasien harus menghindari paparan kondisi panas tinggi dan kelembaban.
    2. Ketika pasien berada dalam iklim tropis, mereka harus memakai pakaian yang ringan, menghindari aktivitas, gunakan tabir surya, dan tinggal di gedung ber-AC sebanyak mungkin.
    3. Pada pasien dengan riwayat Miliaria, aplikasi topikal anhydrous lanolin sebelum latihan dapat membantu mencegah pembentukan lesi baru.
G.    Pemeriksaan laboratorium
    1. Dalam Miliaria crystallina, pemeriksaan sitologi vesikuler gagal untuk mengungkapkan isi sel atau multinuklear peradangan sel raksasa (seperti yang diharapkan pada vesikula herpes).
    2. Dalam Miliaria pustulosa, pemeriksaan sitologi dari pustula mengungkapkan isi sel-sel inflamasi.
    3. Tidak seperti eritema toxicum neonatorum, eosinofil tidak menonjol.
    4. Pewarnaan Gram dapat mengungkapkan cocci gram positif (misalnya, staphylococci). 

1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino Resort - MapYRO
    Harrah's Cherokee Casino 성남 출장안마 Resort in Cherokee, 서산 출장안마 NC. 춘천 출장안마 Find reviews, photos 보령 출장샵 & prices for Harrah's Cherokee Casino Resort in Cherokee, 용인 출장안마 NC.

    BalasHapus