1000
HARI PERTAMA KEHIDUPAN
A.
Pengertian 1000 hari kehidupan
Seribu hari disini adalah seribu hari pertama
kehidupan, yaitu 270 selama masa didalam kandungan dan 730 hari selama masa 2
tahun pertama pasca lahir. Penting karena ini adalah masa pertumbuhan dan
perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh. Pada saat dilahirkan, bayi
mempunyai organ yang hampir semuanya telah selesai dibentuk, diikuti dengan
perkembangan pasca lahir.
Bayi mungil yang baru lahir merupakan makhluk yang membutuhkan
asuhan dan mempunyai hak untuk dapat tumbuh kembang dengan optimal. Sehingga,
suatu ketika ia menjadi dewasa, ia akan menjadi manusia yang berkualitas.
“Tumbuh kembang yang dialaminya
adalah suatu proses perubahan biologis, psikologis dan emosional yang terjadi
sejak lahir sampai remaja. Berbagai faktor mempengaruhi proses ini, mencakup
genetik, gizi, kesehatan dan stimulasi yang diberikan oleh lingkungan
hidupnya,” jelas Julistio Djais, dr, SpA(K), MKes dalam makalahnya berjudul
Gizi dan Perkembangan Kecerdasan Anak. dr. Julistio menyampaikan bahwa ada
beberapa pembagian periode usia perkembangan anak, antara lain Bayi baru lahir
(0 – 4 minggu), Bayi (4 minggu – 1
tahun), Toddler (1 – 3 tahun), Prasekolah (4 – 6 tahun), Anak usia Sekolah (6 –
12 tahun), dan Remaja (13 – 20 tahun).
Dalam perkembangan bayi, dikenal 3
kelompok perkembangan yang saling berkaitan, yaitu perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, dan perkembangan emosional. “Perkembangan kognitif ini
yang dimaksud dengan perkembangan kecerdasan anak,” tambahnya.
Perkembangan kognitif yang
mempengaruhi tingkat kecerdasan anak mempunyai beberapa tahap, yaitu :
Sensorimotor stage atau periode sejak bayi lahir sampai usia 2
tahun, dimana pemahaman bayi mengenai lingkungan masih terbatas pada persepsi
sensoris dan aktivitas motoriknya. Perilaku yang tampak merupakan respons
motorik sederhana terhadap stimuli sensoris
“Yang
menarik, ketika bayi mencapai usia 7 – 9
bulan, ia mulai mengembangkan yang dinamakan object permanence. Ia mulai mempunyai kemampuan untuk mengerti
bahwa objek tetap ada walau tidak terlihat. Sebagai contoh bila mainan
favoritnya disembunyikan di bawah selimut, meskipun dia tidak dapat melihat dia
akan berusaha mencari di bawah selimut,” jelas dr. Julistio.
Tahap selanjutnya adalah
preoperational stage atau periode antara usia 2 – 6 tahun dimana anak belajar
menggunakan bahasa. Pada tahap ini anak belum mengerti logika, belum dapat
dimanipulasi dengan informasi dan belum dapat melihat dari sisi orang lain.
Pada periode ini, anak mulai
menganalisis simbol, khususnya kata dan bentuk atau gambar. Disebut
preoperasional karena saat ini anak belum mampu mengoperasikan aspek kognitif
spesifik, seperti hitungan matematik. Sebagai tambahan untuk penggunaan simbol,
anak suka berpura-pura memainkan peran seorang tokoh seperti superman, guru dan
lain-lain.
Kemudian, tahap concrete operational
stage atau periode antara 7 – 11 tahun, dimana anak mulai memahami operasi
kognitif, anak mulai berpikir logis tentang kejadian nyata, tapi masih susah
memahami konsep abstrak atau yang berkaitan. Dalam analisis simbol, ia sudah
mampu memahami arti beberapa simbol
tokoh dan mampu berganti-ganti dalam aksi meniru berbagai simbol tokoh tokoh
tersebut.
Terakhir, tahap formal operational
stage atau periode antara usia 12 tahun
sampai dewasa, dimana anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir tentang
konsep abstrak, kemampuan berpikir logis, mencari alasan rasional, dan membuat
rencana yang sistematis.
dr. Julistio kemudian menyampaikan
bahwa peran gizi dalam perkembangan kecerdasan anak sangat penting khususnya
dalam 1000 hari pertama kehidupan anak. Dalam 1000 hari adalah dari saat
konsepsi sampai usia 2 tahun. Perkembangan optimal perlu didahului oleh
terjadinya pertumbuhan otak bayi yang optimal. Pertumbuhan otak bayi berlangsung
dengan cepat pada saat dalam kandungan sampai tahun-tahun pertama kehidupan
bayi. Pada saat ini, zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak harus
terpenuhi dengan memadai.
Pertumbuhan dan perkembangan ini memerlukan
asupan gizi dari ibu, baik yang dikonsumsi ibu maupun yang berasal dari
mobilisasi simpanan ibu. Bila pasokan gizi dari ibu ke bayi kurang, bayi akan
melakukan penyesuaian, karena bayi bersifat plastis (mudah menhyesuaikan diri).
Penyesuaian tersebut bisa melalui pengurangan jumlah sel dan pengecilan ukuran
organ dan tubuh yang lebih kecil, agar sesuai dengan terbatasnya asupan gizi.
Sayangnya sekali berubah, bersifat permanen, atinya bila perbaikan gizi
dilakukan setelah melewati kurun seribu pertama kehidupan, maka efek
perbaikannya kecil, sebaliknya bila dilakukan pada masa 1000 HPK, terutama
didalam kandungan, maka efek perbaikannya bermakna.
Perubahan permanen inilah yang menimbulkan
masalah jangka panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada 1000 hari
pertama kehidupan, mempunyai tiga resiko:
1)
resiko
terjadinya penyakit tidak menular/ khronis, tergantung organ yang terkena. bila ginjal, maka akan menderita hipertensi
dan gangguan ginjal, bila pancreas maka akan beresiko penyakit diabetes tipe 2,
bila jantung akan beresiko menderita penyakit jantung, dst;
2)
bila
otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif, sehingga
kurang cerdas dan kompetitif; dan
3)
gangguan
pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting.
Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat
antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi bersifat trans-generasi (dari nenek ke
cucunya). Sehingga diperkirakan dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun,
artinya resiko tersebut berasal dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun
yang lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya.
B.
Anjuran Khusus Zat Gizi untuk Pertumbuhan Otak
Ibu hamil dan Menyusui
· Energi sejak
trimester ke 2 perlu ditingkatkan yang didapat dari makanan yang berlemak,
mengandung karbohidart tinggi seperti nasi, roti, kentang, mie, dan yang
mengandung protein baik hewani dan tumbuh-tumbuhan
· Protein
ditingkatkan dengan menambah konsumsi protein hewani seperti ayam, ikan,
daging, telur, susu dan protein nabati yaitu dari kacang-kacangan
· Sumber vitamin A
dapat diambil dari hati, telur, sayuran dan buah berwarna kuning, sayuran
berwarna hijau, minyak dan produk lain yang difortifikasi
· Zat besi yang
berasal dari hewani didapat dari daging berwarna merah, unggas, ikan, makanan
yang difortifikasi, kacang-kacangan dan daun sayuran berwarna hijau
· Asam folat banyak
ditemukan dalam daun sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, dan hati
Bayi
Makanan
bayi terbaik sampai saat ini adalah ASI eksklusif, tentunya yang berasal dari
ibu menyusui dengan gizi baik.
Seribu hari
pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat
yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat konsepsi (pertemuan sperma
dan sel telur), perkembangan janin di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang
kedua menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang. Memaksa anak dan remaja
untuk mengonsumsi makanan sehat menjadi kurang bermakna dibanding apa yang ibu
makan saat hamil. Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori,
konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak
di kemudian hari. Para ahli menemukan bahwa setidaknya 50 zat yang mempengaruhi
fungsi otak dipengaruhi oleh asupan makanan dan nutrisi mikro selama 1000 hari
pertama kehidupan. Kegagalan asupan nutrisi penting selama periode emas ini
menimbulkan efek jangka panjang dan tidak dapat diubah. bayiPemenuhan gizi yang
optimal selama periode ini ,selain memberi kesempatan bagi anak untuk hidup lebih
lama, lebih sehat, dan lebih produktif, juga berisiko lebih rendah dari
menderita penyakit degenerative seperti jantung, kencing manis, stroke, dan
obesitas. Pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu
selama tahun pertama dan kedua usia anak. Namun, dalam kasus-kasus kekurangan
gizi, justru fakta menunjukkan bahwa penurunan status gizi terjadi pada periode
ini. Oleh karena itu asupan makanan selama kehamilan sangatlah perlu untuk
diperhatikan. Departemen kesehatan RI juga menyerukan hal yang sama, selain
untuk mendapatkan generasi penerus yang lebih berkualitas, juga untuk memutus
rantai kemiskinan. Dengan meningkatkan kuliats kesehatan ibu hamil dan anak
sejak dalam kandungan akan didapatkan generasi penerus yang lebih produktif
sehingga dapat memajukan kualitas generasi muda. Sembilan pesan inti 1000 hari
pertama kehidupan yaitu:
·
Selama
hamil, makan makanan beraneka ragam
·
Memeriksa kehamilan 4 x selama kehamilan
·
Minum tablet tambah darah
·
Bayi
yang baru lahir Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
·
Berikan
ASI eksklusif selama 6 bulan
·
Timbang BB bayi secara rutin setiap bulan
·
Berikan imunisasi dasar wajib bagi bayi
·
Lanjutkan pemberian ASI hingga berusia 2 tahun
·
Berikan
MP ASI secara bertahap pada usia 6 bulan dan tetap memberikan ASI.
Penentuan kualitas itu akan dimulai saat bunda
hamil, bahkan dari hari pertama kehamilan.Pemerintah telah menggalakkan 1000
hari menuju Indonesia Prima yang mencerminkan betapa specialnya seorang
buanda.Sebenarnya gerakan ini sudah dilakukan dari jauh-jauh hari. Gerakan ini
sudah lama dilakukan atau mungkin dicanangkan di luar negeri sana dan beberapa
foundation yang bergerak di bidang gizi juga sudah berupaya untuk melakukan
gerakan ini. Yah mungkin beberapa foundation atau organisasi yang care dengan
bidang gizi dan tentu saja itu terjadi di luar negeri. Mengapa 1000 hari???
Yang dimaksud dengan 100 hari adalah terhitung mulai anak masi dalam kandungan
ibunya hingga berusia 2 tahun, namun dengan catatan hitungan per bulan adalah
30 hari. Berikut adalah pembagian dari gerakan 1000 hari ini :
* saat
masih dalam kandungan ibu yaitu 280 hari
* saat bayi berusia 0-6 bulan = 180 hari
* saat bayi berusia 6-8 bulan = 60 hari
* saat bayi berusia 8-12 bulan = 120 hari
* saat usia 12-24 bulan = 360 hari
* saat bayi berusia 0-6 bulan = 180 hari
* saat bayi berusia 6-8 bulan = 60 hari
* saat bayi berusia 8-12 bulan = 120 hari
* saat usia 12-24 bulan = 360 hari
berdasarkan hal itulah diadakan gerakan 1000
hari. 5 titik kritis perkembangan dan pertumbuhan dari anak-anak Indonesia demi
menuju INDONESIA PRIMA
Perlu di ketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian Shrimpton et. al., (2001) yang berjudul “Worldwide Timing of Growth Faltering: Implications for Nutritional Interventions”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa status gizi seorang anak berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) cenderung mengalami penurunan pada saat ia memasuki usia 3 bulan dan terus mengalami penurunan yang sangat cepat sampai ia berusia 12 bulan dan mulai melambat pada umur 18-19 bulan. Sedangkan berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), penurunan dimulai sekitar umur 3 bulan sampai umur 15 bulan.Jika penggiat gizi melakukan intervensi setelah anak berumur 2 tahun, maka intervensi tersebut sangat tidak efektif, karena kondisi anak mulai memburuk jauh sebelum anak berusia 2 tahun dan bersifat irreversible. Bukan berarti anak umur 2 tahun ke atas tidak butuh perhatian, akan tetapi konsep ini berbicara tentang skala prioritas. Beberapa ahli mengatakan bahwa periode umur anak dibawah 2 tahun dikenal dengan “periode emas” atau “Window of Opportunity”.Jadi, untuk medapatkan generasi yang sehat dan kuat dan mewujudkan Indonesia prima, maka skala prioritas program ialah mulai anak masih dalam kandungan sampai ia berumur 2 tahun.
Perlu di ketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian Shrimpton et. al., (2001) yang berjudul “Worldwide Timing of Growth Faltering: Implications for Nutritional Interventions”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa status gizi seorang anak berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) cenderung mengalami penurunan pada saat ia memasuki usia 3 bulan dan terus mengalami penurunan yang sangat cepat sampai ia berusia 12 bulan dan mulai melambat pada umur 18-19 bulan. Sedangkan berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), penurunan dimulai sekitar umur 3 bulan sampai umur 15 bulan.Jika penggiat gizi melakukan intervensi setelah anak berumur 2 tahun, maka intervensi tersebut sangat tidak efektif, karena kondisi anak mulai memburuk jauh sebelum anak berusia 2 tahun dan bersifat irreversible. Bukan berarti anak umur 2 tahun ke atas tidak butuh perhatian, akan tetapi konsep ini berbicara tentang skala prioritas. Beberapa ahli mengatakan bahwa periode umur anak dibawah 2 tahun dikenal dengan “periode emas” atau “Window of Opportunity”.Jadi, untuk medapatkan generasi yang sehat dan kuat dan mewujudkan Indonesia prima, maka skala prioritas program ialah mulai anak masih dalam kandungan sampai ia berumur 2 tahun.
Periode 1000 hari pertama :
1. Periode dalam kandungan (280 hari)
·
Pastikan bahwa ibu yang mengandung memiliki
status gizi yang baik, tidak mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) dan Anemia.
·
Selama ibu hamil wajib mengkonsumsi makanan
yang bergizi sesuai dengan kebutuhan, makanan dengan porsi kecil namun sering
dapat dianjurkan dengan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.
·
Suplement tambah besi (Fe), asam folat dan
vitamin C dibutuhkan untuk mencegah terjadinya anemia.
·
Ibu harus memeriksakan kehamilannya secara
rutin
·
Memasuki usia kehamilan trimester 3 ibu dan
suami mempersiapkan informasi mengenai menyusui, agar saat melahirkan nantinya
akan memberikan IMD dan ASI Eksklusif untuk bayinya kelak.
2. Periode 0 – 6 bulan (180 hari)
·
Semua anak yang lahir harus mendapatkan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
·
Medapatkan ASI Eksklusif
·
Membantu ibu yang mengalami masalah dengan
pemberian ASI Eksklusif dengan tersedianya media konsultasi mengenai ASI
Eksklusif
·
Bantuan
dukungan kepada Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
·
Memantau pertumbuhan bayi secara teratur
3. Periode 6- 24 bulan (540hari)
·
Memastikan bahwa ibu mengetahui jenis dan
bentuk makanan serta frekuensi pemberian makanan untuk bayi.
·
Mengajarkan kepada ibu mengenai masa transisi
pemberian makanan pada bayi
·
Makanan lumat atau cair pada usia 6-8 bulan,
lembek lunak/semi pada pada usia 8-12 bulan, dan makanan padat pada usia 12-24
bulan
·
Memberikan dorongan dan dukungan pada ibu untuk
tetap memberikan ASI
·
Mengajarkan dan memberikan informasi kepada ibu
mengenai pemilihan bahan makanan yang bergizi dan murah untuk makanan tambahan
bagi bayi.
·
Memantau
pertumbuhan secara teratur.
C.
BAGAIMANA
JIKA PADA MASA 1000 HARI TERSEBUT TIDAK DI PERHATIKAN?
Menurut hipotesis barker:
Jika terjadi kekurangan gizi Pada janin dan
anak 0-3 tahun
JANGKA PENDEK:
-Perlembangan
otak terganggu
-Pertumbuhan
otot dan organ organ tubuh terganggu
-Programing
metabolisme glukosa,lemak,protein,hormonal dll yang terjadi di dalam sel tubuh
akan terganggu
JANGKA PANJANG:
-kognitif
dan kemampuan belajar terganggu
-imunitas
dan produktifitas kerja menurun
-obesitas,diabetes,penyakit
jantung, hipertensi, stroke, kanker
bahkan dampak kekurangan gizi pada ibu hamil
akan memberikan dampak buruk pada skor IQ buah hati. Ibu yang menderita
kekurangan zat yodium selama kehamilan akan menghambat perkembangan otak dan
janin dan mengakibatkan kehilangan 10 IQ poin. Kekurangan energi protein pada
ibu hamil yang di sebabkan oleh kekurangan makanan bergizi dan infeksi akan
menyebabkan gangguan fungsi kognitif dan perkembangan bayi juga akan mengalami
kehilangan skor IQ sebesar 10 poin.
Dampak merugikan setiap hari yang terjadi
menurut penelitian cornell university 2003 adalah:
- 300
ibu meninggal ketika melahirkan karena kekurangan zat besi
- 4.000
anak balita meninggal akibat kekurangan vitamin A
- 50.000
bayi lahir dengan kapasitas perkembangan mental dan kecerdasan yang berkurang karena kurang yodium dan kurang
zat besi
Jika hal itu terjadi maka generasi masa depan
bangsa indonesia akan menjadi bangsa yang rapuh dan menjadi generasi yang tidak
berkualitas.
1000 hari kehidupan pertama dihitung dari
proses pembuahan janin dalam rahim sampai 2 tahun setelah melahirkan. Dalam
masa-masa tersebut menurutnya disitulah awal kehidupan yang mencetak
perkembangan otak, pertumbuhan masa tubuh dan pembentukan komposisi badan serta
pembentuka metabolismme, glukosa,lipids, protein, hormon/receptor/gen, yang
tentunya akan berdampak pada jangka panjang seperti kognitif prestasi belajar,
kekebalan kapasitas kerja dan tidak rentan terkena penyakit tidak menular
seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan pembuluh darah , kanker dan
distabilitas lansia.
Jika pada 1000 hari pertama kehidupan ada
asupan gizi yang tercukupi maka untuk kesehatan kedepan akan baik, tapi jika
asupan gizi pada masa 1000hari pertama kurang tercukupi maka akan menjadi
penyebab utama masalah kesehatan dan gizi pada masa-masa berikutnya. Untuk itu
menurut Prof. Hamam Hadi, siapa yang bisa menangani 1000 hari pertama kehidupan
dengan baik maka peluang kesehatan kedepan akan lebih baik pula, dan barang
siapa yang tidak bisa dengan baik menangani 1000 hari pertama kehidupan maka
peluang kesehatan kedepan juga akan tidak baik.
Yang menjadi masalah adalah kesadaran
masyarakat akan pentingnya asupan gizi yang tercukupi pada 1000 hari pertama
kurang begitu ada, untuk itu ia berharap perlu adanya upaya penyadaran kepada
masyarakat tentunya hal ini harus melibatkan semua elemen yang ada baik
pemerintah, tokoh masyarakat , dan tentunya rekan-rekan media untuk bisa
memberikan sebuah informasi yang bisa memberikan penyadaran pada masyarakat
akan pentingnya asupan gizi yang cukup pada 1000 hari pertama kehidupan. Suami
juga perlu tahu akan pentingnya hal itu sehingga suami bisa memberikan
pengertian dan dukungannya kepada istri untuk bisa memberikan asupan gizi yang
cukup pada anaknya pada 1000 hari pertama kehidupan.
Untuk memberikan asupan gizi yang cukup pada
janin yang masih dalam kandungan seorang Ibu hendaknya bisa melakukan pola
hidup sehat dengan menkonsumsi makanan yang bergizi dan melakukan olahraga yang
cukup yang tentunya olahraga yang tidak membahayakan pada janin. Seorang Ibu
yang melakukan pola hidup sehat tentunya akan melahirkan seorang bayi yang
sehat pula tapi jika eorang Ibu yang tidak melakukan pola hidup sehat seperti
tidak menkonsumsi makanan yang bergizi dan olahraga yang cukup maka resiko
besar akan melahirkan seorang bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Seorang bayi yang dilahirkan BBLR cenderung
mengalami perkembangan mental terlambat apalagi jika tidak mendapat asupan ASI
Ekslusif dari Ibunya dan asupan gizi yang cukup pada 1000 hari pertama
kehidupan bisa menyebabkan Balita Stunting .
Kemungkinan yang terjadi bagi balita stunting
di kehidupan kedepan akan mengalami resiko serius terhadap kesehatan, kemampuan
kognitif dan kualitas akademik menurun, produktifitas menurun dan rentan
terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, obesitas,jantung dan
pembuluh darah, kanker dan distabilitas lansia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar